Hari penuh sejarah dan makna dalam acara wisuda yang digelar di halaman Pesantren Al-Itqan angkatan ke-IV pada (11/06/2023).
Membuka pengantar acara istimewa wisuda Pesantren Al-Itqan Angkatan ke-IV periode 2019-2023, Ketua Yayasan Tanmia Foundation, Ustadz Bukhari Abdul Muid,Lc dengan penuh syukur bahagia menyampaikan petuah pesan-pesan bermakna sebagaimana nasihat emas yang ditinggalkan para salaf.
Tahun ini sebanyak 18 santri wisudawan dari berbagai daerah asal wilayah, mulai dari Aceh Tamiang NAD, Tanjung Balai Sumatera Utara, Bekasi Jawa Barat, Banyumas dan Pekalongan Jawa Tengah, Lamongan Jawa Timur, Sumenep Jawa Timur, Poso Sulawesi Tengah,
Mataram dan Bima NTB, dan Labuan Bajo NTT.
Mengawali pembukaan sambutan wisuda kali ini, Ustadz Bukhari Abdul Mu’id mewasiatkan beberapa nasihat untuk para wisudawan, pertama untuk terus menuntut ilmu bahwa ilmu bak lautan yang tak bertepi sehingga bagi santri maupun siapapun tidak ada kata berhenti untuk terus belajar. Tetap memiliki azzam kuat untuk melanjutkan perjalanan belajar hingga nantinya ketika selesai ia mampu menjadi sosok da’i yang hebat harapan ummat untuk memberi kepada ummat ini dari ilmu yang bermanfaat.
Jangan merasa cukup dengan apa yang sudah dihafalkan dan didapatkan apalagi baru saja sebait dan sebaris yang baru didapat di Pesantren. Sebagaimana pepatah, kalau tidak memiliki sesuatu bagaimana mampu bisa memberi ? sebagaimana bila kita fakir bagaimana kita bisa mampu memberi sesuatu dari harta kita terbaik untuk ummat ini.
Ke-dua, ilmu yang didapat berusaha untuk dapat mengamalkanya secara istiqomah. Kerena keberkahan ilmu adalah dengan mengamalkannya. Ke-tiga, menjaga nama baik diri sendiri dimana pun dan kapanpun dirinya berada ditempatkan. Sebagaimana perkataan Ulama Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah, barangsiapa menuntut ilmu dan Qur’an ikhlas semata-mata karena Allah maka akan terlihat kekhusyukan pada pribadinya, zuhud sederhana dalam hidupnya, bisa mengontrol emosinya dan berhati tawadhu’ rendah hati sikapnya.
Adapun yang terakhir ke-empat, menjaga nama baik pesantren. Bahwasanya berdiri menjulang kokohnya tiang-tiang bangunan pesantren ini telah dibangun atas jerih payah perjuangan para muhsinin donatur dan juga cucuran keringat air mata para santri serta para asatidzah pengasuhnya. Berapa banyak pengorbanan yang telah dikorbankan dari keringat yang mengucur ketika gotong-royong mengecor tiang beton, belum lagi berapa keluh kesah berapa pasang sandal yang putus ketika jalan bahu-membahu mengangkat material dan menahan demam rasa sakit ketika harus sabar dalam semua prosesnya belajar di pesantren. Hal inilah yang selalu tak bisa dilupakan dalam merintis impian dan tangga perjuangan membangun kemajuan pesantren selama ini.
“Pesantren ini telah dibangun dengan keringat dan air mata perjuangan para donatur juga para santri. Semoga dengan menjaga nama baik pesantren ini adalah batu loncatan kemajuan pesantren ini lebih baik di masa depan”, pungkas harapan Ustadz Bukhari Abdul Muid mengakhiri sambutanya.
Ali Azmi
Relawan Tanmia